Santri Harus Multitalenta

https://id.pinterest.com/pin/643522234291316340/

Dulu Aku pernah ditanya sama temanku. Setelah lulus nanti Aku mau lanjut ke sekolah mana. Aku jawab kalo Aku mau mondok. Eh, dia malah terkejut dan tertawa meledekku. Dia bilang mau jadi apa Aku mondok. Kata dia pondok itu tempatnya orang-orang yang tidak tahu apa-apa tentang perkembangan zaman alias ketinggalan zaman. 

Di pondok, kata dia Aku hanya akan disuruh ngaji, ngaji, dan ngaji. Ngaji terus seharian. Bahkan ijazahnya pondok tidak diakui negara jadi sulit kalo mau nyari pekerjaan. Nanti inilah, itulah. Seketika itu darahku meroket. Namun Aku tetap sabar mendengar ocehannya. Seakan-akan dimata dia santri bukanlah apa-apa.

Lalu kutanya balik dia, “emang kamu mau kemana dan jadi apa?”. Dengan percaya diri dan nada sedikit congkak dia bilang kalo dia mau lanjut ke sekolah favorit, lalu kuliyah, lalu bla bla bla sampai punya S1 dan sepatu. Entah apa yang dia katakan. Dia sangat yakin sekali kalo mimpinya pasti terwujud. Padahal juga banyak kok orang yang sekolah tinggi-tinggi namun ujung-ujungnya hanya jadi tukang becak, tukang bakso, bahkan ada yang jadi pengacara alias pengangguran banyak acara. Betulkan?

Setelah mendengar ucapan temenku tadi Aku rasa orang luar sudah salah menilai santri. Mereka mengira kalo santri itu identik dengan kaum sarungan, kitab kuning, dan tidak bisa apa-apa. Tidak tahu apa-apa tentang fisika kimia, apa itu IT. Makanya akan kubuktikan pada mereka kalo santri itu bisa menyaingi anak kuliyahan dan membuat perubahan. Akan kubuktikan kalo santri itu bisa jadi apa saja tak terkeceuali entertainer, dokter, bahkan presiden.

Memangnya ada santri yang sudah jadi orang hebat dan terkenal seperti di atas? Ada lah. Ada banyak santri yang sudah naik daun sebab prestasi dan maha karyanya yang luar biasa.

Di antaranya ialah Ahmad Fuadi. Ia adalah penulis novel Negeri Lima Menara yang sangat fenomenal saat ini. Bahkan karya santri PP. Gontor ini diangkat menjadi film dan memenangkan berbagai penghargaan.

Kedua Habubirrahman El Shirazy. Mendengar namanya saja sudah terbayang siapa dia. Ya, dialah penulis novel Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih. Berbagai penghargaan juga diterima oleh santri PP. Mranggen sebab karyanya yang booming ini.

Ketiga adalah orang yang aktif dibidang desain grafis dan animasi. Dialah A. Rofiq. Ada banyak karyanya yang sudah terjual dan ditayangkan di stasiun televisi nasional maupun internasional. Semua filmnya bernuansa islami dan mendidik. Diantara karyanya ada Kokorockyou dan Bio Zone. Karya santri PP. Miftahul Ulum ini berhasil meraup juara pertama dan kedua dalam Best Viewer Choice Animation Narration dan Festival Film Indonesia.

Gimana hebatkan mereka? Mereka semua adalah orang-orang yang berhasil mengharumkan nama santri dan membawanya ke panggung dunia. Memang, orang luar hanya mengenal santri sebagai seorang yang tidak tahu apa-apa, jauh dari perkembangan zaman, dan hanya bisa jadi pemimpin tahlilan.

So, santri tidak harus terus condong ke tradisi salaf. Tidak harus terus belajar baca kitab. Santri juga harus bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman, mempelajari hal baru tentang dunia teknologi dan informasi, menguasai segala bidang yang diperlukan untuk membuat perubahan. Sebab di era globalisasi ini pesantren sudah memberikan fasilitas yang sangat memadai untuk mengasah skill dan talenta yang kita miliki.

Sudah saatnya bagi santri untuk menuju dunia luar, membuat perubahan dengan karyanya. Mungkin saja kamu bisa menjadi seperti tokoh sukses di atas. Menjadi santri yang hebat dalam bidang apapun namun tetap memegang teguh tradisi salaf. Menjadi santri yang ibadillah his shalihin juga multitalenta. Dengan semangat belajar dan terus berusaha tanpa lupa untuk berdoa, kamu pasti bisa mencapai bintangmu sendiri. Agar kamu tidak dikatakan sebagai santri yang ketinggalan zaman.

Komentar