Stop Hidup boros!

gambar by: pinterest.id


Apa yang kamu pikirkan ketika punya banyak uang? Pasti ingin beli ini, beli itu. Berfoya-foya menghabiskan uang. Ada juga yang berpikir untuk menabungkan semua itu. Ada juga yang bingung harus bagaimana semua uang itu. Dan mungkin ada juga yang memiliki rasa simpati untuk menyedekahkan uang itu pada orang yang membutuhkan. Mungkin ini hanyalah sedikit contoh yang bisa disebutkan oleh penulis dari ribuan pemikiran orang yang berbeda-beda.

Sebelum beranjak pada pembahasan yang lebih jauh, alangkah baiknya untuk memahami arti dari boros itu sendiri lebih dulu. Mengenai hal ini, pertama, seorang ulama Timur Tengah mengartikan kata “isyrof” bukan hanya dengan berlebihan. Melainkan juga menggunakan sesuatu tidak sesuai dengan kadar kebutuhannya (pemborosan). Dengan pahaman isyrof disamakan dengan mubazir. Yang mencakup pada semua komponen yang berhukum haram jika digunakan secara berlebihan.

Kedua, seorang ilmuwan asal Jerman pernah melakukan penelitian tentang penyebab jatuh miskinnya seseorang. Ia mengklaim bahwa selain dari faktor psikologi seseorang berupa pemalas, ternyata juga disebabkan oleh ketidakteraturan manajemen keuangan. Sehingga ia membeli barang yang nggak berguna baginya.

Allah SWT. berfirman yang artinya “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al-Isra’ [10] 27).

Nabi juga pernah bersabda yang artinya: “Sebagian dari bagusnya keislaman seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat.” Dari situ dapat dipaham bahwa Islam sangat melarang hidup boros. Karena Allah sangat membenci hal tersebut. Selain itu kebiasaan hidup boros itu adalah perbuatan setan.

Dewasa ini, kita sering melihat masyarakat yang menghambur-hamburkan harta. Terlebih lagi remaja milenial. Mereka sudah tergiur dengan kelezatan dunia, sudah terbiasa dengan hidup boros. Lebih-lebih remaja selebgram yang rela membeli outfit branded hanya untuk pamor padahal dompetnya low budget. Mereka sangat suka menghabiskan uang walau bukan hasil keringat sendiri, mungkin mereka masih belum merasakan asam pahitnya perjuangan mencari rupiah. Tapi bagi orang yang sudah merasakan kerasnya mencari sepeser rupiah pasti enggan berfoya-foya. Lebih baik ditabung nutuk kedepannya.

Contoh yang lain yaitu penggunaan air yang berlebihan. Air adalah elemen paling penting dalam kehidupan. Tidak sedikit di bumi ini kawasan berpenghuni yang kekurangan air sekalipun 71% permukaan bumi tertupup oleh air.

Kita yang hidup di perkotaan tak pernah merasakan kekeringan bahkan kita tak pernah merasa khawatir sedikitpun akan kekuarangan air bersih seperti yang dirasakan penduduk padang pasir seperti Afrika Utara atau penduduk Palestina yang pasokan air bersihnya diblokir oleh tetangga. Atau seperti masyarakat yang tinggal di wilayah pegunungan dan tempat yang sering mengalami krisis.

Selanjutnya adalah waktu. Mereka suka buang-buang waktu untuk hal yang nggak berguna seperti bermain game dan hal nggak berguna lainnya. Padahal waktu adalah uang. Orang yang menyia-nyia uang berarti ada masalah dengan komponen yang ada di otaknya. Waktu harusnya dimanfaatkan dengan hal yang baik dan berguna, seperti belajar, membaca, berkarya dan semacamnya.

Maka dari itu, kita perlu menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebiasaan hidup hemat. Karena hemat merupakan awal dari sebuah kesuksesan. Sebagaimana pepatah yang berbunyi “Hemat pangkal kaya”. Jangan suka menghamburkan uang karena merupakan perbuatan setan dan awal dari sebuah kemiskinan.

Komentar