Waktu, Emas atau Sampah?



 https://id.pinterest.com/pin/155303888155780004/


Waktu adalah modal utama manusia hidup di dunia. Jika seseorang memanfaatkan waktunya dengan baik niscaya hidupnya akan sangat berarti. Namun jika tidak, maka hidupnya yang ada hanyalah kesia-siaan belaka. Ada pepatah bangsa arab mengatakan ‘waktu bagaikan pisau, jika kamu tidak bisa menggunakan untuk memotong maka kamu yang akan terpotong’.

Bahkan untuk menunjukkan urgensi waktu, Allah SWT. dalam beberapa surat membuka dengan kata-kata yang menunjukkan waktu, yaitu demi masa, demi dhuha, dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa islam memerintahkan umatnya untuk menghargai waktu.

Bahkan pada abad pertengahan, ulama salafus shalih benar-benar menghargai waktu dan menggunakannya dengan baik. Mereka tidak pernah melewatkan satu detik pun kecuali untuk belajar dan beribadah. Kita lihat rihlahnya Imam Ghazali, di saat semua orang sedang sibuk berjihad dengan pedang, beliau belajar dan mengarang kitab, beliau berjihad dengan tinta. Seperti kitab Ihya’ ‘Ulumiddin salah satu karangan beliau yang sangat fenomenal hingga saat ini. Atau seperti Imam Syafi’i yang rela menghabiskan masa remajanya untuk berguru pada Imam Malik hingga beliau menjadi seorang mujtahid mutlak.

Dalam kamus para investor dunia kita pasti sering menemukan pepatah seperti ini, ‘waktu adalah uang. Menyia-nyiakan waktu sama dengan membuang-buang uang.’ Mungkin pepatah ini adalah salah satu pedoman dan kunci mereka bisa mencapai puncak kesuksesan. Seperti Jack Ma dan Warren Buffet. Tak heran jika para manager atau bos besar sangat mendisiplinkan on time pada semua karyawannya.

Ambil satu contoh, Jack Ma. Ia adalah investor terkenal dunia. Semasa kecilnya ia hidup serba kekurangan. Ekonomi keluarga Jack Ma termasuk menengah ke bawah. Namun, kekurangan ekonomi tidak menjadikannya sebagai hambatan untuk terus berusaha. Ia terus melewati hambatan dan rintangan yang menghalang. Ia tidak pernah merasa frustasi dan putus asa akan masalah yang menimpa. Tiada hari baginya tanpa belajar. Hingga pada akhirnya ia bisa mendirikan dan menjadi CEO Alibaba Group.

Nah, bagaimana di zaman sekarang, masih adakah remaja yang bisa menggunakan waktu dengan baik seperti kisah di atas? Tentu saja ada, tapi tidak sebanyak kebalikannya. Mari kita buktikan bersama-sama. Andaikan kita bermain game 3 jam 3 kali, maka waktu yang kita habiskan untuk main game dalam sehari ialah 9 jam. Berarti dalam sebulan kita bermain game selama 270 jam atau setara 35% jam dalam sebulan. Jika kita hidup di dunia ini selama 70 tahun, maka 35% atau 25 tahun usia kita disia-sia hanya untuk bermain game. Semua itu masih belum termasuk aktifitas tak bermanfaat lain seperti ngobrol tanpa topik dan yang lainnya. Hal ini membuktikan bahwa waktu sudah bukan emas yang didambakan seperti pepatah di atas. Melainkan seperti halnya sampah yang tak begitu berharga.

Oleh karena itu, mari kita bongkar kebiasaan lama dan men-setting ulang kegiatan sehari-hari. Mari kita gunakan waktu dengan sebaik mungkin dan memanfaatkannya untuk hal-hal yang baik. Janganlah kita sia-siakan waktu seperti yang diteladankan oleh ulama salafus shalih. Sudahkah Anda memanfaatkan waktu dengan baik?

 

Komentar