Waktu, Emas atau Sampah?
Waktu adalah modal utama
manusia hidup di dunia. Jika seseorang memanfaatkan waktunya dengan baik
niscaya hidupnya akan sangat berarti. Namun jika tidak, maka hidupnya yang ada
hanyalah kesia-siaan belaka. Ada pepatah bangsa arab mengatakan ‘waktu bagaikan
pisau, jika kamu tidak bisa menggunakan untuk memotong maka kamu yang akan
terpotong’.
Bahkan untuk menunjukkan
urgensi waktu, Allah SWT. dalam beberapa surat membuka dengan kata-kata yang
menunjukkan waktu, yaitu demi masa, demi dhuha, dan lain-lain. Hal ini
menunjukkan bahwa islam memerintahkan umatnya untuk menghargai waktu.
Bahkan pada abad pertengahan, ulama salafus shalih benar-benar menghargai waktu dan menggunakannya dengan baik. Mereka tidak pernah melewatkan satu detik pun kecuali untuk belajar dan beribadah. Kita lihat rihlahnya Imam Ghazali, di saat semua orang sedang sibuk berjihad dengan pedang, beliau belajar dan mengarang kitab, beliau berjihad dengan tinta. Seperti kitab Ihya’ ‘Ulumiddin salah satu karangan beliau yang sangat fenomenal hingga saat ini. Atau seperti Imam Syafi’i yang rela menghabiskan masa remajanya untuk berguru pada Imam Malik hingga beliau menjadi seorang mujtahid mutlak.
Dalam kamus para investor
dunia kita pasti sering menemukan pepatah seperti ini, ‘waktu adalah uang.
Menyia-nyiakan waktu sama dengan membuang-buang uang.’ Mungkin pepatah ini
adalah salah satu pedoman dan kunci mereka bisa mencapai puncak kesuksesan. Seperti
Jack Ma dan Warren Buffet. Tak heran jika para manager atau bos besar sangat
mendisiplinkan on time pada semua karyawannya.
Ambil satu contoh, Jack Ma. Ia adalah investor terkenal dunia. Semasa kecilnya ia hidup serba kekurangan. Ekonomi keluarga Jack Ma termasuk menengah ke bawah. Namun, kekurangan ekonomi tidak menjadikannya sebagai hambatan untuk terus berusaha. Ia terus melewati hambatan dan rintangan yang menghalang. Ia tidak pernah merasa frustasi dan putus asa akan masalah yang menimpa. Tiada hari baginya tanpa belajar. Hingga pada akhirnya ia bisa mendirikan dan menjadi CEO Alibaba Group.
Nah, bagaimana di zaman
sekarang, masih adakah remaja yang bisa menggunakan waktu dengan baik seperti
kisah di atas? Tentu saja ada, tapi tidak sebanyak kebalikannya. Mari kita
buktikan bersama-sama. Andaikan kita bermain game 3 jam 3 kali, maka waktu yang
kita habiskan untuk main game dalam sehari ialah 9 jam. Berarti dalam sebulan
kita bermain game selama 270 jam atau setara 35% jam dalam sebulan. Jika kita
hidup di dunia ini selama 70 tahun, maka 35% atau 25 tahun usia kita disia-sia
hanya untuk bermain game. Semua itu masih belum termasuk aktifitas tak
bermanfaat lain seperti ngobrol tanpa topik dan yang lainnya. Hal ini
membuktikan bahwa waktu sudah bukan emas yang didambakan seperti pepatah di
atas. Melainkan seperti halnya sampah yang tak begitu berharga.
Oleh karena itu, mari
kita bongkar kebiasaan lama dan men-setting ulang kegiatan sehari-hari.
Mari kita gunakan waktu dengan sebaik mungkin dan memanfaatkannya untuk hal-hal
yang baik. Janganlah kita sia-siakan waktu seperti yang diteladankan oleh ulama
salafus shalih. Sudahkah Anda memanfaatkan waktu dengan baik?
Komentar
Posting Komentar